Bandung, 14 Februari 2025 – Abah Deden, Ketua Umum Aliansi KDM Dermawan, menjadi tamu kehormatan dalam Pasanggiri Pencak Silat Darma Saputra Jawara Wibawa Sajati, sebuah ajang bergengsi yang kembali digelar setelah 13 tahun vakum. Kehadiran beliau menjadi sorotan utama dalam acara ini, mengingat perannya sebagai tokoh yang sangat dihormati dalam dunia pencak silat.
Dalam sambutannya, Abah Deden mengungkapkan rasa bangganya terhadap antusiasme para pesilat muda yang mengikuti ajang ini. Lebih dari 500 peserta dari 48 paguron di seluruh Jawa Barat hadir untuk berkompetisi dalam acara yang berlangsung selama tiga hari, mulai 14 hingga 16 Februari 2025 di halaman Kecamatan Katapang, Kabupaten Bandung.
"Saya sangat terharu melihat semangat luar biasa dari para pesilat muda. Ajang ini bukan hanya kompetisi, tetapi juga momentum untuk memperkuat persaudaraan di antara perguruan pencak silat. Setelah 13 tahun absen, Pasanggiri Darma Saputra akhirnya kembali dengan kekuatan yang lebih besar. Ini membuktikan bahwa pencak silat tetap menjadi kebanggaan dan jati diri bangsa," ujar Abah Deden dalam pidatonya.
Momentum Kebangkitan Pencak Silat
Sebagai figur yang dikenal luas dalam dunia persilatan, Abah Deden juga menekankan pentingnya melestarikan nilai-nilai luhur pencak silat. Ia menyoroti bahwa kompetisi seperti ini harus terus digelar sebagai ajang pencarian bakat serta pelestarian budaya.
"Saya berharap pasanggiri ini tidak hanya berhenti di sini. Kita harus menjadikannya sebagai agenda tahunan dan bahkan membawa pencak silat Jawa Barat ke kancah nasional dan internasional. Pencak silat bukan hanya olahraga, tetapi warisan leluhur yang harus kita jaga bersama," tambahnya.
Peserta dan Antusiasme yang Luar Biasa
Acara ini menjadi ajang kompetisi yang ditunggu-tunggu oleh para pesilat muda. Para peserta berasal dari berbagai tingkatan, mulai dari anak-anak hingga dewasa, yang bertanding dalam berbagai kategori seperti jurus tunggal, ganda, laga tanding, serta seni bela diri khas dari berbagai perguruan.
Ketua Panitia Pelaksana, Ajat D. Imansyah, menyatakan bahwa pasanggiri ini bukan hanya soal kompetisi, tetapi juga menjadi ajang silaturahmi antarperguruan setelah lama tidak diadakan.
"Kami sangat bersyukur acara ini bisa kembali digelar setelah 13 tahun. Kehadiran Abah Deden sebagai tamu kehormatan juga menjadi motivasi besar bagi para peserta. Ini adalah awal kebangkitan kembali pencak silat di Jawa Barat," ujarnya.
Pasanggiri dengan Nuansa Budaya Khas
Selain pertandingan, pasanggiri ini juga dimeriahkan dengan berbagai pertunjukan seni tradisional seperti atraksi pencak silat kolosal, seni musik gamelan, serta penampilan jurus khas dari perguruan-perguruan besar.
Diharapkan, dengan adanya acara seperti ini, pencak silat semakin berkembang dan mendapatkan perhatian yang lebih luas. Ke depan, ajang ini ditargetkan menjadi kompetisi yang lebih besar, tidak hanya di tingkat provinsi tetapi juga nasional dan internasional.
Dengan semangat Jawara Wibawa Sajati, pasanggiri ini bukan hanya menjadi ajang pencarian juara, tetapi juga simbol bahwa pencak silat tetap eksis, berkembang, dan menjadi bagian dari identitas bangsa Indonesia.
Red:sukapurwanews